Hari
Aku sama sekali tidak membenci hari Senin ketika hari Rabu
adalah hari nomor dua yang paling aku benci dari tujuh hari yang ada di dunia.
Atau setidaknya dari tujuh nama hari yang aku ketahui dari mereka yang
menciptakannya. Padahal bisa jadi 100 tahun dari sekarang ada penemuan baru bahwa
satu minggu terdiri dari sepuluh hari. Sayang sekali kalau itu sungguhan
terjadi, aku tidak akan sempat mengetahui tiga nama hari yang baru karena aku
sudah melebur dengan tanah. Bukannya aku pesimis, namun di masa sekarang saja
sudah sulit untuk berjuang hidup lebih dari 60 tahun. Apalagi sampai 100 tahun
seperti orang zaman dulu?
Hari pertama yang paling aku benci adalah hari Kamis. Karena
aku harus menjalani perkuliahan penuh dari pagi sampai sore, dan semua mata
kuliah yang ada sungguh berat kurasakan. Dua minggu pertama masih terasa tenang
karena belum ada tugas yang harus dikerjakan. Tiga belas minggu dari sekarang,
aku akan sangat mengutuk pola pikirku saat ini.
Alasan yang sama kutujukan pada hari Rabu, hanya saja porsi
kuliahnya lebih sedikit 2 SKS. Dan mata kuliah yang ada lebih ringan untuk
dipahami dibandingkan mata kuliah hari berikutnya. Tidak ada faktor lain selain
itu. Sesederhana itu.
Senin, Selasa, Jumat, Sabtu, Minggu. Aku tidak bisa
mengurutkan mana hari yang paling kusukai dari kelimanya. Hari Senin dan Selasa
perkuliahannya sangat ringan, dan aku bisa bertemu dengannya. Sedangkan hari
Jum’at sampai Minggu, aku bisa pergi dengan teman-temanku, atau dengan
keluargaku, atau dengannya, atau hanya menghabiskan energiku untuk menonton
YouTube di kamar dengan balutan selimut, angin sepoi-sepoi, dan cahaya dari
jendela yang selalu remang. Kadang ditemani suara dengkuran dua kucing
peliharaanku.
Komentar
Posting Komentar